Nurul
Azizah nama saya, saya seorang guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas 1 di sebuah sekolah dasar swasta di Kota Banda Aceh, tepatnya
di Sekolah Dasar Islam Qurani blang Oi, Kecamatan Meraxa.
Sebagai guru kelas 1 SD banyak hal
yang harus saya pelajari agar saya bisa mengimplementasikan fun learning,
karena anak-anak dikelas ini umumnya masih senang bermain, dan ada juga
beberapa dari mereka yang belum bisa
membaca serta menulis. Dalam mengajar dikelaspun saya sendiri membutuhkan suara
dan kesabaran yang ekstra.
Dalam hal belajar mengajar saya
lebih menyukai kelas yang kondusif makanya sebisa mungkin saya selalu
menciptakan penataan ruang kelas yang nyaman dan menyenangkan. Memberikan
aturan dan hukuman ringan merupakan salah satu tatacara dalam menciptakan kelas yang kondusif. Dimana aturan dan hukuman ringan tersebut
telah disepakati oleh siswa sehingga mereka tidak bisa membuat keributan di
kelas ketika saya mengajar. Nasihat yang baik juga selalu saya berikan kepada
para murid agar mereka berprilaku lebih
baik , sadar terhadap tugas yang dijalankan sebagai siswa, serta menjadi orang
yang bertanggung jawab dalam hal apapun.
Satu
tahun pertama mengajar masih baik-baik saja dalam kelas, hingga akhirnya permasalahannyapun
muncul dari seorang murid penyandang beasiswa dari tempat ayahnya bekerja. Dia
merupakan siswa yang pandai membaca tetapi tidak bisa mengeja, juga pandai
menghitung tetapi tidak mau menulis. Namanya Abid Alri Pratama Tamba biasa di
panggil dengan sebutan “Abid”. Dia anak yang hiperaktif dan selalu mengerjakan
tugas secara terburu-buru akibatnya mendapatkan hasil yang acak-acakan. Dia cenderung ingin
mengalahkan kawannya tanpa mau
memperdulikan proses dan hasil yang bagus terhadap nilai. Karena keaktifannya
yang luar biasa akhirnya menjadikan kelas yang tidak kondusif, tentu itu semua
jauh dari keinginan saya dalam hal belajar mengajar. Tidak hanya saya, guru
yang mengajar mata pelajaran lainpun mengeluh dengan kelakuan dan sikapnya itu
yang menguji kesabaran.
Teman
sebangku abid sering mengeluh terhadap kelakuannya itu, pasalnya dia suka
membuat keributan dikelas, terkadang dia juga mengganggu kawannya ketika
menulis, dia juga suka jalan-jalan dan membuat keributan di meja kawannya yang
lain, tingkah laku yang semena-mena terhadap barang pribadinya, terkadang air
minumnya tumpah mengenai buku dan perangkat belajar miliknya. Suka mencoret-coret
dinding, dan meja. Tidak mendengar ketika saya berbicara didepan kelas, suka bermain-main
dengan spidol milik guru, tidak berpartisipasi atau bekerja sama dalam kegiatan
kelas. Dan banyak lagi aturan kelas yang dilanggarnya padahal aturan tersebut
telah disepakati bersama termasuk dirinya.
Sikap
dan tingkah lakunya itu mengakibatkan kelas tidak kondusif dan proses belajar
mengajarpun kerap terhambat, hingga akhirnya dampak yang sangat besar terlihat
jelas pada nilai akhir semester dimana nilainya tersebut rata-rata berada
dibawah KKM . sebagai murid penerima beasiswa seharusnya dia memiliki nilai
diatas KKM.
Orang
tua abid sering mengeluh sama saya terhadap tingkah laku anaknya itu, beliau
menginginkan anaknya seperti murid lain. Yaitu taat dan patuh terhadap guru,
mengikuti aturan yang telah ditetapkan didalam kelas, juga memiliki nilai
diatas KKM. Segara cara dan upaya telah ditempuh oleh orang tua namun belum
mendapatkan hasil yang lebih bagus.
Setelah
berkoordinasi dengan mamaknya akhirnya saya mengambil beberapa langkah khusus
untuk menangani tingkah lakunya tersebut. Mengingat abid adalah anak yang
hiperaktif saya memberikan sedikit perhatian lebih dibandingkan dengan temannya
yang lain didalam kelas. Dia juga saya pasangkan duduk dengan kawan sebangku
yang tidak terlalu aktif, tempat duduknya jauh dari kebisingan dan jendela
serta pintu.
Suatu
ketika saya menemukan banyak gambar mobil perang dibuku tulis miliknya. Ternyata
itulah yang membuat dia malas menulis dan memperhatikan pelajaran. Saya
berbicara baik-baik sama abid, sembari mengapresiasi terhadap gambarnya. Dan kemudian
saya menjelaskan kepada abid yang bahwanya menggambar harus dibuku gambar dan
ada saatnya menggambar juga ada saatnya belajar.
Aturan
dan konsekuensi yang telah disepakati
terhadap sikap dan tingkah laku abid yang negatif saya terapkan
perlahan-lahan dan tetap tegas. Saya juga memberikan hadiah apabila dia
berhasil mengikuti aturan dan tanggung jawab yang dilaksanakan dengan baik.
Ketika bertemu diluar kelas saya sering mengajak ngobrol dan memberikan
aktivitas yang positif serta mengapresiasi hasil dari apa saja pencapaiannya.
Didalam
kelas saya selalu meberikan aktivitas lebih kepada abid dengan cara
mengizikannya menggambar setiap jam pelajaran. Namun ada syarat yang harus
dipenuhi yaitu setelah dia selesai menulis ataupun mengerjakan tugas dibuku
tulis dengan rapi baru setelah itu saya
izinkan dia menggambar mobil perang, dengan catatan menggambar tetap harus
dibuku gambar.
Saya
menjumpai orang tua abid dan berdiskusi perihal tingkahlaku dan sikap anaknya.
Ibunya mengatakan dirumah abid juga sering menggambarkan mobil perang tetapi
kegiatan itu selalu mendapat larangan dari orang tuanya. Sontak saya katakan
bahwa abid memiliki bakat dalam menggambar namun harus diarahkan dengan benar
agar abid tidak menggambar disembarang tempat dan buku. Saya juga mengajak orang
tua abid untuk selalu mengapresiasikan apa yang abid kerjakan terlebih dalam
hal positif, juga meminta pada orang tuanya supaya tidak melarang dia ketika
menggambar. Asalkan berdiskusi dahulu sama abid tentang waktu yang tepat untuk
menggambar, seperti ketika telah menyelesaikan tugas sekolah ataupun kegiatan
abid lainnya dirumah.
Butuh
waktu dan kesabaran untuk menghadapi abid dimana dikelas ada murid yang lain
bukan hanya abid yang saya ajarkan, kesabaran ekstra diperlukan disini. Hari
demi hari dan minggu demi minggu telah berlalu ada perubahan dari tingkah laku
abid, tulisan dibukunyapun sudah mulai rapi tidak acak-acakan lagi. Abid juga
dijanjikan oleh orang tuanya apabila ia rajin, dan rapi dalam menulis akan dibelikan hadiah jam
imo oleh mamaknya. Hal ini juga menjadi salah satu faktor pendukung perubahan
abid dalam menulis dan berprilaku baik.
Kelas
saya mengajar sedikit demi sedikit kembali kondusif karena abid mau memperhatikan
pelajaran, apalagi saya buat fun learning, seperti games seputar materi
yang saya ajarkan membuat dirinya tampak semangat untuk belajar. Dan keributan
dikelaspun teratasi karena saya memberikan aktifitas yang lebih kepada abid
seperti menggambar ketika telah menyelesaikan tugas pelajaran. Kawan sebangku
abid juga saya gantikan dengan anak yang lebih banyak diam. Ketika abid merasa
marah terhadap sesuatu saya langsung mengambil tindakan dengan mejauhkannya
dari teman-teman yang lain dan memberikan pengertian kepadanya dengan empat
mata. Namun sebelumnya hal yang saya lakukan adalah menyuruh abid menarik nafas
dalam-dalam dan mengeluarkannya lewat mulut sembari istighfar, dan terbukti
dengan cara ini abid bisa lebih mengontrol emosi dengan bagus dan membuat
dirinya tenang.
Perihal
abid juga saya ceritakan sama guru mata pelajaran tematik, beliau juga mengatakan bahwasannya
abid sudah mulai bagus dan rapi dalam menulis. Saya juga sempat
berdiskusi sama guru olahraga abid, katanya abid sangat senang ketika praktek
olah raga diluar kelas dan tidak berulah lagi.
tulisan ini dimuat dalam cetakan buku " GURU LIMITED EDITION, Jejak- Jejak Inspiratif Menjadi Guru Kelas Dunia" oleh Forum Indonesia Menulis.