LATAR
BELAKANG
Saat ini bangsa Indonesia mengalami
kegalauan serius. Hal ini bukan saja dalam kaitannya dengan upaya untuk keluar
dari krisis, melainkan juga dalam menghadapi persaingan global yang semakin
keras dan tidak mengenal ampun. Kebutuhan pengembangan nilai-nilai sosial
budaya bangsa (NSB) dalam rangka mewujudkan cita-cita proklamasi
Pencarian kembali nilai-nilai dasar kemajuan
bangsa bisa diawali dengan mengeksplorasi nilai-nilai yang bersumber dari
khasanah agama (Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan
kepercayaan) yang hidup di bumi Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa walaupun
secara ekonomi atau pembangunan material relatif tertinggal, kebesaran bangsa
Indonesia di mata dunia pada 1-2 dekade setelah merdeka ditentukan oleh kuatnya
pengembangan harga diri bangsa dan national character buillding (NCB).
Penanaman nilai harga diri bangsa yang tinggi telah menjadikan Indonesia
sebagai bangsa terhormat dan disegani di mata bangsa atau negara lain yang
lebih dahulu merdeka dan lebih maju di bidang ekonomi, politik dan keamanan.
Sebagai langkah awal bisa diajukan 12 NSB
yang dianggap berperan besar dalam memajukan bangsa Indonesia di masa datang,
yaitu: rasa malu & harga diri, kerja keras, rajin, hidup hemat, menghargai
inovasi, menghargai prestasi, berpikir sistematik, empati tinggi,
rasional/impersonal, sabar dan syukur, amanah, dan pentingnya visi jangka
panjang. Dalam strategi implementasinya, 12 NSB ini perlu dikaitkan dengan 4
(empat) komponen atau indikator kemajuan bangsa, yaitu: produktivitas bangsa
yang tinggi, dicapainya keadilan dan kehormatan bangsa, terwujudnya solidaritas
atau kesatuan bangsa, serta keberlanjutan bangsa melewati batas generasi dan
atribut.
A.
Pengertian
Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong
memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods
mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama,
yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik
atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini
tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu
dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang
tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan
muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih
cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu
keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki
fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan
seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah
laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi
manusia dalam memenuhi peranan-peranan
sosial. Nilai sosial dapat
memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya.
Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan
pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi
sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota
kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai
alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat
tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.
B. Ciri-Ciri
Ciri
nilai sosial di antaranya sebagai berikut.
- Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat.
- Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
- Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
- Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
- Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
- Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial
- Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
- Cenderung berkaitan satu sama lain.
C. Klasifikasi
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized
value).
1) Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih
penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan
pada hal-hal berikut.
- Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.
- Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
- Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.
- Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.
2) Nilai mendarah
daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah
menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang
tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya
nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai
ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah.
Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada
keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab.
Demikian pula, guu yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal
dalam mendidik anak tersebut.
Pengertian Nilai Sosial Menurut para Ahli
Kimball
Young
Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang
abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam
masyarakat.
A.W.Green
Nilai sosial adalah kesadaran yang secara
relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
Woods
Mengemukakan bahwa nilai sosial merupakan
petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
M.Z.Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa
yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial
dari orang yang bernilai tersebut.
Hendropuspito
Menyatakan nilai sosial adalah segala sesuatu
yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi
perkembangan kehidupan manusia.
D. Definisi Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian,
bangunan,
dan karya seni.
Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Pengertian Kebudayaan
Pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
PERANAN
NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM
BERNEGARA
Perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum, berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
Peranan nilai sosial dan budaya dapat di ungkapkan dengan bahasa.
kita dapat menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi
umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk
berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi
dan adaptasi
sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan
dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari
naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan
imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih
masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan
kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk
asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe
pemerintahan yang berkuasa.Pemerintah harus mengusahakan terjadinya asimilasi
kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda menjadi satu dan saling bekerja
sama Dengan demikian peranan nilai sosial dan budaya dapat dikembangkan dalam
suatu wilayah atau dalam bernegara .
Referensi
- Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi
- Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.hal.25
- (PDF) Annual Assessment, Jewish People Policy Planning Institute (Jewish Agency for Israel), 2007, hlm. 15, http://www.jpppi.org.il/JPPPI/SendFile.asp?DBID=1&LNGID=1&GID=489, based on American Jewish Year Book. 106. American Jewish Committee. 2006. http://www.ajcarchives.org/main.php?GroupingId=10142. Adherents.com – Number of Christians in the world.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar